get app
inews
Aa Read Next : 7 Hari Pencarian Hasil Nihil, Tim SAR Gabungan Hentikan Pencarian Dokter Wisnu

Starbucks Akan Naikkan Harga, Inflasi dan Kenaikan Gaji Jadi Penyebab 

Kamis, 03 Februari 2022 | 16:02 WIB
header img
Starbucks akan naikkan harga.(Foto:Dok MPI)

NEW YORK, iNews.id - Starbucks bakal menaikkan harga menu pada tahun ini. Hal ini disebabkan inflasi yang melonjak dan kenaikan biaya tenaga kerja.

Dikutip dari CNN Business, CEO Starbucks Kevin Johnson mengatakan, pihaknya sebelumnya telah menaikkan harga pada Oktober tahun lalu dan Januari tahun ini. Untuk itu, perusahaan berencana menaikkan harga lebih banyak lagi tahun ini. 

"Kami memiliki tindakan penetapan harga tambahan yang direncanakan melalui neraca tahun ini. Kenaikan harga memainkan peran penting untuk mengurangi tekanan biaya, termasuk inflasi," ujar Johnson dikutip, Kamis (3/2/2022). 

Johnson optimistis dengan kenaikan harga tidak membuat pelanggan takut untuk membeli produk Starbucks. 

"Dengan tindakan penetapan harga itu, kami masih melihat permintaan yang sangat kuat sepanjang musim liburan," kata Johnson. 

Pada penjualan kuartal pertama yang berakhir pada 2 Januari, penjualan di gerai Starbucks yang dibuka setidaknya selama 13 bulan melonjak 13 persen secara global, dan 18 persen di Amerika Utara. Kenaikan ini sebagian didorong oleh harga yang lebih tinggi. 

"Kami belum melihat dampak yang berarti terhadap permintaan pelanggan. Sebaliknya, permintaan pelanggan kami terus tumbuh," ujar Chief Operating Officer Starbucks John Culver. 

Indeks harga konsumen AS, pengukur inflasi utama, naik 7 persen tahun lalu, sebelum penyesuaian musiman menurut Biro Statistik Tenaga Kerja. Kenaikan ini adalah lonjakan terbesar sejak Juni 1982, dan lebih tinggi dari perkiraan para ekonom. 

Seperti banyak perusahaan lain, selain inflasi, Starbucks juga menghadapi biaya tenaga kerja yang lebih tinggi. Beberapa perusahaan besar menaikkan upah dalam upaya untuk menarik pelamar karena bisnis, terutama restoran, telah berjuang untuk mempekerjakan dari kumpulan tenaga kerja yang dangkal. 

Tak terkecuali Starbucks, di mana pada Oktober tahun lalu perusahaan akan menaikkan upah setidaknya 15 dolar AS per jam untuk barista, dengan sebagian besar karyawan per jam mendapatkan rata-rata hampir 17 dolar AS pada musim panas. 

Namun, menaikkan harga tidak mengurangi semua tekanan untuk Starbucks. Bahkan, dengan kenaikan tersebut, perusahaan melaporkan laba per saham 0,69 dolar AS pada kuartal tersebut, lebih rendah dari ekspektasi Wall Street.

Editor : Sazili Mustofa

Follow Berita iNews Bima di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut