Menampar Soeharto
Ketika menjabat sebagai Panglima Komando Tentara dan Teritorium VII/Indonesia Timur, Kawilarang baru saja melapor kepada Presiden Soekarno bahwa keadaan di Makassar sudah aman. Namun Soekarno menunjukkan sebuah radiogram yang baru saja diterima yang melaporkan bahwa pasukan KNIL Belanda sudah memasuki Makassar.
Pada saat mendengar radiogram tersebut Kawilarang marah besar dan kembali lagi ke Makassar. Setibanya di Lapangan Udara Mandai, Kawilarang langsung memarahi Komandan Brigade Mataram Letkol Soeharto sambil menamparnya.
"Sirkus apa-apaan nih?" ujar Kolonel Alex Kawilarang sambil menampar Letkol Soeharto. Reaksi Soeharto pada saat itu hanya bisa menahan rasa sakit sambil bersungut-sungut karena kelalaiannya dalam menjalankan tugas.
Namun dalam sebuah wawancara, Kawilarang membantah menampar Soeharto, tapi hanya menegurnya.
Menurut Kawilarang, Letkol Soeharto lah yang menampar Letnan Parman. Waktu itu Soeharto berencana menyelundupkan beberapa mobil hasil rampasan, tetapi usaha tersebut gagal karena diketahui oleh Letnan Parman yang bertanggung jawab atas keamanan pelabuhan Makassar.
Letnan Parman kemudian mencegahnya, tetapi alih-alih merasa bersalah Soeharto langsung marah dan menamparnya.
Kisah penamparan Soeharto oleh Kolonel Inf (Purn) Alex Evert Kawilarang ini, diungkap dalam buku 'Suharto and His Generals: Indonesian Military Politics 1975-1983' tulisan David Jenkins (1984).
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta