BIMA, iNews.id - Siapa disangka, Nuraihan (30) perempuan singel asal Bima-Nusa Tenggara Barat (NTB), bisa berpenghasilan puluhan juta rupiah perbulannya setelah menjadi Owner Aisy, sebuah kedai yang ia buka di Desa Pesa, Kecamatan Wawo, Kabupaten Bima.
Kedai tersebut kini menjadi terkenal setelah minuman Aisy, pernah menjadi juara pertama dalam lomba yang digelar oleh Pemerintah Kota Bima di hotel La Ila dan hotel Marina. Terlebih pula masuk empat besar se NTB saat lomba di hotel primer Park di Mataram.
Nuraihan mengisahkan, Kedai Aisy pertama kali dibukanya secara sederhana di Desa Kambilo, Wawo pada April 2019 silam, berkat terinspirasi saat dirinya menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) di negara Taiwan.
Menu makanan dan minuman yang dijual awalnya tak jauh beda rasanya dengan ciri khas menu di kedai yang ada di Taiwan, seperti Chencunaica. Menghadirkan chencunaica, membuat daya tarik tersendiri bagi para pengunjung yang ingin mencobanya.
Diakuinya, sebelum menemukan brand Aisy, kedai yang dibangunnya hanya mengandalkan suasan tempat yang cantik dan dihiasi lampu kelap-kelip sebagai daya tarik mansyarakat pengunjung.
Meski lokasinya berada di Kecamatan Wawo yang bisa dibilang tergolong jauh dari pusat keraimaian kota, namun bagi owner aisy ini bukan menjadi masalah. Ia pun terus memanfaatkan media sosial secara positif sebagai bentuk promosinya dalam membangun usaha.
Kegigihannya ingin hidup mandiri menjadi pondasi kuat. Akhirnya setelah setahun berjalan, Kedai Aisy Wawo sudah banyak dikunjungi para kaula muda, anak-anak, remaja hingga orang tua yang ingin mencicipi makanan dan minuman yang dijual di kedai tersebut.
"Memang awalnya makanan dan minuman yang saya jual tak memiliki merek. Namun setelah ketemu dengan seorang founder, ia menawarkan brand aisy. Singkatnya, kami pun bermitra." ungkap Nuraihan, kepada media iNews.id saat berkunjung di Kedai Aisy pada Senin (18/4/2022).
Tak butuh waktu lama, dengan brand aisy usaha gadis yang masih lajang ini kian hari semakin meroket. Bahkan pada bulan Februari 2022, Nuraihan membuka cabang Aisy di Kecamatan Sape.
"Dengan brand Aisy ini pula, kedai saya semakin banyak dikunjungi. Terlebih, minuman aisy berhasil mendapat juara pertama saat lomba yang diadakan oleh pemerintah Kota Bima," tegasnya.
Ditanya mengenai jumlah penghasilan dari usahanya tersebut, Nuraihan menjawab jika hasil usaha kedainnya itu bisa mendapatkan keuntungan mencapai Rp 60 juta hingga Rp 90 juta perbulan.
"Keuntungan bervariasi tergantung dari musim. Kalau musim paceklik, antara 30 juta sampai 60 juta perbulannya. Tapi kalau lagi masa panen, bisa mencapai 90 juta perbulan," terangnya.
Meski usahanya kini sudah mulai berkembang di sejumlah wilayah lainnya, namun sosok Nuraihan tetap terlihat sederhana. Sebagai perempuan yang sejak kecil terlihat mandiri, ia patut mendapat apresiasi.
Kini kedai Aisy rencananya akan dikembangkan di wilayah Kecamatan Bolo dengan menyuguhkan menu yang sama. Hal tersebut juga dapat menginspirasi serta motivasi generasi milenial yang berbakat dalam berbisnis.
"Menu andalan kedai aisy diantaranya Stick Kenso, Stick Mosi, Stick Mozarella. Untuk paket aisy food diantaranya ada Paket Kenyang 35 ribu dan Paket Puas 35 ribu. Sementara paket aisy minuman, kita sediakan Paket Sahabat dengan tiga jenis rasa seharga 35 ribu. Dan juga ada Paket Teman harga 38 ribu dengan tiga jenis rasa. Kalau menu lokal, kita sediakan minuman rasa duren dan es campur," jelasnya.
Bagi yang ingin berkunjung ke Kedai Aisy, dari Kota Bima menuju arah timur dengan menempuh perjalanan sekitar 30 menit melintasi jalan negara. Kedai Aisy berada di sebelah kanan jalan tepatnya di Desa Pesa.
Agar lebih menikmati akan suasana kesejukan puncak Kecamatan Wawo, boleh berkunjung pada malam hari sembari mendengarkan irama musik akustik.
Editor : Edy Irawan