BIMA, iNews.id - Minat menjadi tenaga kerja ke luar negeri ditengah kesulitan mendapatkan kerja semakin tinggi. Seperti di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), sejak 2022 pasca pandemi Covid 19, ratusan orang telah diberangkatkan melalui Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI)
Diawal tahun 2023, terlihat semakin ramai para Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) mendatangi PT. Citra Putra Indarab (CPI) cabang Bima, yang merupakan salah satu P3MI beralamat di Kelurahan Monggonao, Kecamatan Mpunda, Kota Bima.
Menurut salah seorang pengurus atau pendamping PT CPI, Dimran mengatakan, jika di tahun 2023 ia memprediksikan PMI khususnya Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Bima akan semakin tinggi dari tiga tahun terakhir.
"Pasalnya diawal tahun ini saja kantor PT CPI cabang Bima sudah ramai didatangi para calon PMI perempuan yang berharap ingin bekerja keluar negeri. Untuk itu, sebagai Penyedia jasa pihak kami pun akan memprosesnya sesuai prosedural dan aturan," ucap pria yang akrab disapa Bos Jimy, Senin (02/01/2023).
Diakuinya pula, bahwa pada awal tahun sejak hari ini Senin, banyak CPMI perempuan yang meminta untuk diproses keberangkatannya bekerja keluar negeri.
Sebagai penyalur jasa tenaga kerja yang legal, tentu menyarankan agar CPMI untuk terlebih dahulu melengkapi semua syarat sesuai dengan negara tujuan yang diinginkannya.
"Syarat utama yang harus dipenuhi seperti ijazah, KTP, Kartu Keluarga, akta kelahiran, ijin orang tua bagi yang belum menikah, ijin suami bagi yang sudah menikah dan surat keterangan desa," jelasnya.
Setelah terpenuhi syarat, lanjutnya, pihak P3MI tentu menyeleksi semua dokumen syarat tersebut di Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans).
"Bagi CPMI yang telah terpenuhi syarat, pihak Disnakertrans akan membuat berita acara dan meregistrasinya. Sebaliknya demikian, yang tidak memenuhi syarat tidak akan diproses hingga semuanya lengkap,"tegas Jimy.
Hal senada juga disampaikan Pengurus Rahmat, bahwasanya CPMI akan diseleksi ketat di daerahnya masing-masing sebelum akhirnya akan diberangkatkan di Kantor pusat Jakarta untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan.
"Pendidikan dan pelatihan ini tentu sesuai dengan penempatan kerja masing-masing CPMI di luar negeri nantinya," terang Rahmat.
Ia berharap, agar para Caoln Pekerja Migran Indonesia yang akan diberangkatkan untuk tetap menjaga kesehatan dan keselamatan diri. Sebab, banyak kejadian belakangan ini para CPMI menderita sakit-sakitan saat hendak terbang ke negera yang dituju.
"Kesehatan itu juga paling utama bagi CPMI. Jika dalam kondisi sakit, tentu kami sebagai P3MI tak berani memberangkatkan ke negera penempatan," pintanya.
Bekerja ke luar negeri tak seperti yang dibayangkan mudahnya, tapi harus paham resiko yang akan dihadapi saat bekerja.
"Mulai dari pasien yang dijaga cerewet dan kadang suka marah kalau tidak paham apa yang dimintanya. Untuk itu kalau tak mampu mengikuti keras nya pelatihan lebih baik tidak usah mencoba-coba. Intinya, tidak ada gaji besar kalau tidak besar pula resiko dan tantangannya," pungkasnya.
Editor : Edy Irawan
Artikel Terkait