BIMA, iNews.id - Merebaknya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) hingga pada Selasa 7 Februari 2023 tercatat 248 orang dan 10 orang meninggal dunia.
Sehingga persentase jumlah orang yang meninggal/Case Fatality Rate (CFR) akibat DBD di kabupaten Bima mencapai 4,44 persen.
Meski demikian, upaya Pemerintah Daerah (Pemda) setempat melalui Satuan Tugas (Satgas) penanganan DBD dapat teratasi dengan baik. Kini dari 248 orang yang terpapar, sebanyak 189 orang diantaranya telah sembuh atau sudah 76 persen tingkat kesembuhan pasien saat ini.
Walau belum sepenuhnya tuntas, namun penanganan penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Bima menunjukkan perkembangan yang baik.
"Pasien yang meninggal terdapat di Puskesmas Bolo 4 orang, 3 orang di Puskesmas Sape, 1 Puskesmas Wawo, 1 Puskesmas Wera, 1 Puskesmas Monta," kata Bupati Bima Indah Dhamayanti Putri melalui Kabag Humas Protokol, Suryadin pada Rabu (08/2/2023).
Berdasarkan data pula, saat ini masih ada pasien DBD yang masih dirawat yakni 12 orang masih dirawat di Puskesmas Bolo, 14 orang di Puskesman Sape, 5 di Puskesmas Monta, 1 orang di Puskesmas Wera dan 6 di Puskesmas Woha.
Sementara itu, dari 18 Kecamatan di Kabupaten Bima, hanya 4 Puskesmas yang terbebas dari DBD yaitu diantaranya Puskesmas Kecamatan Langgudu, Puskesmas Lambitu, Puskesmas Belo dan Puskesmas Langgudu Timur.
"Dalam empat hari terakhir, jumlah pasien yang sembuh tanggal 3 Februari 2023 sebanyak 155 orang, tanggal 4 Februari menjadi 157 orang, 5 Februari meningkat menjadi 163 orang dan menjadi 175 orang pada tanggal 6 Februari 2023," jelas Suryadin.
Perkembangan terkini penanganan DBD per 7 Februari 2023, terdapat 14 kasus penambahan positif baru, 14 sembuh dan 0 kematian.
Melihat trend penanganan yang semakin baik, Bupati Bima memberikan apresiasi atas kerja keras para petugas baik dari Dinas Kesehatan maupun OPD lain yang berkoordinasi dengan para Camat dan Muspika serta para kepala desa di semua kecamatan.
"Yang tidak kalah pentingnya adalah tingginya partisipasi masyarakat yang secara proaktif melakukan tindakan pencegahan dan menangani kasus yang muncul di masing-masing wilayah," Imbuhnya.
Editor : Edy Irawan
Artikel Terkait