Eks Napiter Berbagi Takjil Bersama Mabes Polri, Iskandar: Buang Radikalisme Untuk Islam yang Benar

Edy Irawan
Eks Napiter di Bima bersama Mabes Polri usai berbagi takjil bersama di jalur dua Desa Panda. (Foto/ iNewsBima.id)

BIMA, iNews.id - Puluhan mantan Narapidana Teroris (Napiter) di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), berbagi takjil di jalur dua Desa Panda, Kecamatan Palibelo, Kabupaten Bima, Sabtu (25/3/2023).

Pembagian takjil oleh para Napiter yang tergabung dalam Yayasan Cahaya Ukhuwah Gemilang Bima ini, bekerjasama dengan Mabes Polri

Beberapa pengendara yang melintas serta warga yang hendak ngebuburit di kawasan wisata jalur dua panda, terlihat berebutan takjil yang dibagikan para eks napiter tersebut. 

Kegiatan berlangsung selama 1 jam ini diakhiri dengan sholat magrib dan buka puasa bersama Anggota Polri di Lesehan Yuli Panda. 

Ketua Yayasan Cahaya Ukhuwah Gemilang Bima, Iskandar Abu Qutaibah mengatakan, pembagian takjil merupakan ajang silaturahmi antara eks napiter dengan masyarakat luas di bulan suci ramadhan.

"Kita berbagi takjil ini untuk meringankan beban kaum muslimin yang menjalankan ibadah puasa. Tentu hal ini diharapkan mendapat rezeki dan ridho dari Allah SWT," kata Iskandar Abu Qutaibah, saat diwawancarai media ini usai pembagian takjil. 

Lewat kesempatan itu pula, Iskandar yang merupakan dua kali eks napiter Nusa Kambangan, juga memiliki tugas mulia untuk meresosialisasi serta mengajak para ukhuwah lainnya yang belum tersadarkan dari ajaran radikalisme. 

"Saya mengajak para Ikhwan lainnya khususnya yang ada di Bima, untuk bergabung di yayasan cahaya ukhuwah gemilang bima agar sadar dari ajaran radikalisme yang menyesatkan untuk kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," pintanya.

Dikisahkannya, Iskandar Abu Qutibah adalah residivis teroris yang sudah dua kali masuk di Nusa Kambangan. Dalam catatan Kepolisian, Iskandar pertama kali ditangkap di Kelurahan Penatoi, Kecamatan Mpunda, Kota Bima, NTB pada tahun 2013 dan keluar penjara tahun 2016. 

Tak berselang lama, ia pun kembali ditangkap di Tambun Bekasi Jakarta Selatan tahun 2017 hingga keluar penjara tahun 2021. 

Pria yang pernah memiliki peran penting dalam menyiarkan siar radikalisme di seluruh pelosok nusantara ini merupakan kelompok dibawah naungan abu bakar Ba'asyir.

"Kami mencoba mengumumkan kepada masyarakat bahwa pemahaman kami dulu sudah berubah. Dan saat ini kami ingin kembali ke pemahaman islam rahmatan lil alamin, yang mengasihi sesama tanpa mengkafirkan orang islam lainnya, serta tidak lagi bermusuhan antar sesama," tegasnya. 

Sambung dia, sejak terbentuknya Yayasan Cahaya Ukhuwah Gemilang Bima pada 20 September 2022 dengan beranggotakan sekitar 30an para eks napiter,  pemahaman ekstrim yang dulu dijalaninya, kini telah diubah menjadi pemahaman ahlussunah wal jamaah. 

Tak hanya itu, melalui yayasan tersebut berbagai aktivitas olahraga seperti futsal terus dilakukan guna menarik perhatian para Ikhwan lainnya untuk bergabung, tanpa adanya cara pandang berbeda tentang islam. 

Diakuinya, selama berada di jaringan radikalisme, banyak hal keliru sehingga membuat saling bermusuhan antar satu dengan yang lain. Tak pelak, orang tua bisa bermusuhan dengan anaknya lantaran adanya sudut pandang berbeda tentang islam. 

"Saya mengajak seluruh ikhwan yang masih pada pendirian ekstrim, sesungguhnya islam itu tidaklah sejahat dan sekeras yang dibayangkan. Tinggalkan pemahaman yang salah dan mari kembali ke pemahaman islam yang benar," ajaknya. 

Editor : Edy Irawan

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network