ASHGABAT, iNews.id – Gerbang Negara di Turkmenistan menyimpan sejumlah fakta. Kawah gas alam yang sudah membara selama puluhan tahun di negara itu, menjadi salah satu tempat wisata yang menarik turis dari seluruh dunia.
Seperti apa Gerbang Negara di Turkmenistan, berikut 5 faktanya yang iNews.id rangkum dari berbagai sumber:
1. Terbentuk di era Uni Soviet
Kawah Gerbang Neraka terbentuk pada 1971, ketika Turkmenistan masih menjadi bagian dari Uni Soviet. Pada waktu itu, sebuah rig pengeboran Soviet secara tidak sengaja menabrak gua gas alam bawah tanah yang besar.
Insiden itu menyebabkan runtuhnya area pengeboran di lokasi itu. Setelah menghasilkan kantong gas, asap beracun mulai bocor dari kawah itu sampai pada tingkat yang mengkhawatirkan.
2. Api sudah menyala lebih dari 50 tahun
Untuk mencegah meluasnya penyebaran gas ke kota-kota terdekat kala itu, para insinyur dan ahli geologi menyalakan api di kawah tersebut, berharap gas di sana akan habis dalam beberapa minggu.
Akan tetapi, sampai hari ini, gas di kawah itu tak kunjung habis dan api masih terus menyala tanpa henti.
3. Suhu mencapai 1.000 derajat Celsius
Pada malam hari, kawah itu bersinar dengan cahaya yang menakutkan dari kegelapan gurun Turkmenistan.
Di sekitar kawah, udara dihangatkan oleh gas yang terbakar. Menurut The Independent, suhu di dalam kawah mencapai 1.000 derajat Celsius (1.830 derajat Fahrenheit). Keheningan kehidupan gurun pun terhapus oleh deru lambat gas yang terbakar.
4. Ukuran kawah
Gerbang Neraka terletak di wilayah Darvaza, Provinis Ahal, sekitar 260 kilometer sebelah utara Ibu Kota Turkmenistan, Ashgabat. Situs berita Turkmenistan, Turkmenportal melaporkan, kawah itu memiliki diameter sekitar 69 meter dan kedalaman 20 meter.
5. Bakal ditutup Presiden Turkmenistan
Presiden Gurbanguly Berdymukhamedov pernah melaju kencang di sekitar Gerbang Neraka dengan truk off-road pada 2019.
Namun, kini dia memerintahkan jajaran anak buahnya untuk mencari cara untuk memadamkan api tersebut. Dia beranggapan kebakaran di sana menyebabkan kerusakan ekologi dan memengaruhi kesehatan orang yang tinggal di daerah itu, demikian surat kabar Neitralny Turkmenistan melaporkan pada akhir pekan kemarin.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta
Artikel Terkait