BIMA, iNews.id - Harga bawang merah hasil komoditi pertanian petani di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), masih saja anjlok dalam satu bulan terakhir.
Warga petani bawang yang baru usai memanen hasil pertaniannya terus menjerit akibat rugi, lantaran hasil panennya kali ini tak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan selama masa tanam hingga panen.
Menurut salah seorang petani bawang asal Kecamatan Sape, Firmansyah asal desa tanah putih mengatakan, jika hasil panen bawang merah pertanggal 1 Oktober 2023 Rp 8000 perkilogram, dan kini turun drastis dengan harga Rp5500 perkilogram.
"Sementara harga obat-obatan tak pernah turun, justeru tetap naik. Jelas ini kan sangat merugikan kita petani bawang di Bima," ucap Firmansyah dengan nada kesal, Jumat (20/10/2023).
Ia menegaskan, jika Pemerintah Daerah tidak segera mengatasinya, tentu hal ini akan menjadi bom waktu. Sebab, mayoritas petani bawang merah saat ini telah berkoordinasi untuk mendatangi kantor Pemerintahan.
Menurut Penjual obat bawang Nurdin, asal Desa Parangina Kecamatan Sape, juga mengeluh karena utang dari beberapa petani bawang banyak yang membayar setengah.
"Ini juga yang menjadi dilema bagi kita penjual obat. Disisi kemanusiaan, kita mau nagih sementara petani saja saat ini menjerit karena harga komidi bawang anjlok," tuturnya.
Editor : Edy Irawan
Artikel Terkait