Apple dan lembaga keamanan siber mengatakan bahwa mereka yang menerima email peringatan dari Apple itu ditarget menggunakan metode yang disebut ForcedEntry. Yakni, sofware yang digunakan oleh salah satu perusahaan keamanan siber bernama NSO Group.
NSO Group merupakan perusahaan yang dibiayai oleh pemerintah Israel untuk melakukan mata-mata, dengan cara mengambil alih secara remote (nirkabel) iPhone orang yang menjadi target.
Selain NSO Group, perusahaan keamanan siber lain bernama QuaDream yang juga dari Israel memiliki metode hacking yang mirip. Demikian dilaporkan Reuters.
Dari hasil penyelidikan, Reuters tidak menemukan siapa yang menggunakan spyware itu untuk menarget pemerintah Indonesia. Termasuk, apakah upayanya berhasil atau gagal. Jika berhasil, apa saja informasi yang telah didapatkan.
Upaya serangan siber terhadap pemerintah Indonesia ini merupakan salah satu yang terbesar menurut pakar keamanan siber.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta