MOSKOW, iNews.id - Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergei Lavrov curiga Amerika Serikat (AS) berada di balik pemberontakan yang dilakukan perusahaan militer swasta Wagner Group. Alasannya, AS sejak awal berupaya mengganti rezim yang berkuasa saat ini.
Sebaliknya, kata dia, AS akan menentang pemberontakan atau kudeta terhadap pemerintahan yang patuh terhadap kepentingannya.
Menurut Lavrov, ada banyak percobaan pergantian rezim di seluruh dunia dalam beberapa tahun terakhir. AS menanggapi setiap kasus itu secara berbeda, bergantung pada siapa yang berkuasa dan siapa yang mencoba mengudeta.
“Di mana Barat senang dengan pemerintah saat ini, dalam situasi seperti itu tidak ada demonstrasi yang legal. Tapi jika pemerintah tidak mencerminkan kepentingan hegemon dan mengejar kepentingan nasional, dalam kasus itu kami melihat berbagai kekuatan yang melanggar hukum dirangsang (untuk menyerang pihak berwenang),” kata Lavrov, kepada RT.
Dia menambahkan, badan intelijen Rusia sedang menyelidiki apakah mata-mata Barat berperan dalam pemberontakan yang batal itu.
Lebih lanjut Lavrov mengatakan, Duta Besar AS di Moskow Lynne Tracy telah berbicara kepada perwakilan Rusia pada Minggu. Dia memberi sinyal bahwa AS tidak terlibat dalam pemberontakan tersebut.
Mengutip pernyataan Tracy, Lavorv juga mengatakan pemberontakan itu adalah urusan dalam negeri Rusia.
Sementara itu beberapa pemimpin negara Barat mengatakan insiden itu menunjukkan tumbuhnya ketidakstabilan di Rusia sebagai akibat dari keputusan Putin mengirim pasukannya berperang ke Ukraina.
Editor : Edy Irawan