''Tetapi saya bermain dengan mereka setiap hari, karena setelah latihan mereka ingin berlatih tendangan bebas adu penalti, dan saya harus berada di sana. Tiga puluh menit setiap hari, Drogba dan Ballack melakukan tendangan bebas. Ya Tuhan, mereka tidak melewatkan satu pun. Itu luar biasa."
Prasel kemudian dipinjamkan ke klub Belgia RFC Liege tetapi cedera pinggul membuatnya terpaksa gantung sepatu. Hanya setelah dia kembali ke Brasil untuk belajar, dia mulai berlatih jiu-jitsu agar tetap bugar.
''Ketika saya mulai di jiu-jitsu, saya tidak punya niat untuk menjadi seorang profesional. Saya mulai di perguruan tinggi dan melatih jiu-jitsu untuk bersenang-senang, tetapi banyak hal mulai terjadi,''ungkapnya.
“Meninggalkan olahraga dan mencapai level ini di olahraga lain adalah sensasional. Keluarga saya bangga dengan saya, ayah saya akan bangga dengan saya. Itu mengagumkan."
Prasel tidak menyesali karier sepak bolanya dan mengakui kesuksesan di MMA akan melebihi apa pun yang ada di sepak bola.
''Jika Anda bertanya kepada saya apakah saya lebih suka bermain di tim Brasil atau bertarung untuk UFC, 100 kali saya akan memilih untuk bertarung di UFC.''
"MMA adalah olahraga yang hanya bergantung pada saya dan adrenalin jauh lebih besar. Saya menyukainya. Saya suka bertarung. Waktu saya di sepak bola sangat bagus, tetapi saya tidak akan menukarnya dengan karier pertarungan saya.''
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta
Artikel Terkait