Selain itu, Gill dan rekan-rekannya melihat perilaku fibroblas untuk menentukan apakah mereka juga dapat bertindak seperti sel kulit yang lebih muda.
Ketika mereka melukai lapisan sel, mereka menemukan bahwa sel-sel yang diremajakan dengan cepat bergerak untuk mengisi celah.
Cara yang sama seperti sel-sel yang lebih muda berperilaku ketika menyembuhkan luka. Sementara mengubah sel dewasa menjadi sel induk sangat bagus untuk penelitian, proses pemrograman ulang yang lengkap untuk terapi.
Sel yang sepenuhnya diprogram ulang kehilangan identitas dan fungsi sel khusus. Sebaliknya, sebagian sel yang diprogram ulang, seperti sel kulit dalam penelitian Gill, menjadi lebih muda secara biologis dan mempertahankan fungsi sel khusus. Meskipun mereka masih berpotensi menimbulkan risiko kanker.
“Hasil kami mewakili langkah maju yang besar dalam pemahaman kami tentang pemrograman ulang sel. Kami telah membuktikan bahwa sel-sel dapat diremajakan tanpa kehilangan fungsinya dan peremajaan itu terlihat untuk mengembalikan beberapa fungsi ke sel-sel tua," kata Gill dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Selasa (19/4/2022).
Sementara itu, Ben Van Handel, ahli biologi sel punca dan salah satu pendiri perusahaan perawatan kulit Heraux dan perusahaan biofarmasi CarthroniX, mengatakan bahwa teknik ini tidak akan pernah digunakan dalam pengaturan klinis karena merupakan jenis terapi gen yang tidak mungkin dilakukan pada manusia.
“Masih banyak kekhawatiran tentang sel-sel ini menjadi kanker dan mengendalikan seberapa jauh proses peremajaan di masa lalu. Cara melakukannya tidak akan dapat diterapkan di dunia nyata, [tetapi] penelitian ini berharga,” katanya.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta
Artikel Terkait