Diakuinya, saat ini Pelabuhan Niaga Sape menjadi salah satu pelabuhan alternatif diminati oleh kapal-kapal barang dari berbagai penjuru,
setelah Pelabuhan Bima begitu padat dari kendaraan yang sedang membongkar muat barang.
Meski demikian, kondisi jalan yang sangat tidak layak serta fasilitas Pelabuhan Niaga Sape belum memadai, membuat kendaraan terpaksa berdesakan memilih titik jalan.
"Kerusakan itu terjadi pada titik sentral bongkar muat barang. Sementara dalam sehari sekitar 70 sampai 80 kendaraan yang akan berantrian, bisa dibayangkan macetnya berhari-hari jika kendaraan bersamaan datang penumpuk," ungkapnya.
Hermansyah berharap, semoga Pemerintah Pusat dapat segera memperhatikan kondisi Pelabuhan Niaga Sape, minimal dapat menjamin keamanan dan kenyamanan para pengguna jasa yang terus ramai.
"Saat ini kami sedang memperbaiki lubang yang satu dengan memesan plat baja agar ban kendaraan tidak merosok kedalam lubang. Jika ban kendaraan masuk ke lubang tersebut, dipastikan barang muatannya banyak yang jatuh berceceran. Jadi untuk mengantisipasi kecelakaan itu, lubang tersebut kami tutup dengan terpal agar para supir mengetahuinya," tegasnya.
Editor : Edy Irawan