Merespons hal itu, orang nomor satu di Indonesia itu pun kembali menegaskan dirinya menolak anasir-anasir yang menginginkan dirinya maju 3 periode.
"Mau berapa kali saya bilang, saya pernah ngomong apa? (Tidak sesuai UU). Apa lagi? (Menampar muka sendiri), yang muda-muda dan pintar-pintar kan banyak, saya ini udah jadul dan usang," tutur Jokowi dalam pertemuan dengan pimpinan media di Istana Merdeka, Senin 7 Juni 2021.
Beberapa pekan belakangan ini, masyarakat Indonesia kembali dikejutkan dengan manuver elite politik yang mewacanakan penundaan Pemilu 2024.
Wacana penundaan itu disampaikan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, dan terakhir Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan.
Ketiga elite parpol itu berdalih, penundaan pemilu didasari atas kepentingan nasional atau pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19.
Sebelum ketiga Ketum Parpol, wacana menambah masa jabatan juga pernah dilontarkan Menteri Investasi yang merangkap Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia. Hanya saat itu, Presiden tak 'secuil' pun memberikan respons.
Kini isu penundaan pemilu 2024 menuai perlawanan publik. Mereka menolak dengan dalih usulan tersebut melanggar konstitusi dan UUD 1945, yang mana Presiden dan Wakil Presiden hanya menjabat selama 5 tahun.
Tak hanya komponen masyarakat, penolakan juga datang dari partai-partai politik. Tercatat, beberapa parpol di Senayan menolak usulan itu, antara lain Partai Demokrat dan PKS, Nasdem dan PPP.
Sementara PDI Perjuangan (PDIP), Gerindra, Nasdem belum memberikan pernyataan secara resmi. Namun demikian, dari mulut para petinggi parpol tersebut menyiratkan secara tegas bahwa mereka juga patuh konstitusi dan menolak penundaan pemilu 2024.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta