BIMA, iNews.id - Tim Opsnal Brimobda Nusa Tenggara Barat (NTB) berhasil melacak dan mengamankan Yoga, seorang tahanan yang kabur saat kerusuhan yang terjadi di Rumah Tahanan (Rutan) Negara kelas IIB Bima.
Yoga merupakan tahanan kasus narkotika, melarikan diri ke Bali setelah berhasil kabur dari tahanan bersama belasan orang lainnya saat kerusahan terjadi pada Selasa (01/2/2022) lalu.
Keberadaanya di Klan jalan Taman Sari Gang Lotus 7 Tuban Kuta, kabupaten Badung Bali, diketahui setelah salah seorang anggota Resmob Bima, Briptu Yudiansyah menyerap informasi dari pihak keluargannya di Desa Rada, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima.
"Kami coba hubungi dari kontak person yang dikasih oleh keluarganya, alhasil dia koorperatif dan menyuruh tim Opsnal Brimobda NTB untuk menjemputnya. Ia berjanji tidak akan kabur dan siap menjalani kembali hukuman di Rutan Bima," kata Danyon Batalyon C Pelopor Bima, AKBP Zulkarnain.
Sebelum tim Opsnal Brimobda berangkat ke Bali, lanjutnya, Satbrimobda NTB bangun koordinasi dengan Kapolres Bima Kota, AKBP Hendry novika Chandra. Atas kesepakatan bersama, akhirnya dua orang tim Opsnal Brimobda yakni Briptu Yudiansyah dan Briptu Anggi Putra diberangkatkan pada Sabtu (05/2/2022).
"Tiba di Bali, ternyata tahanan tersebut telah diamankan lebih dulu oleh Kemenkumham dengan rencana awal ditahan di Lapas Kerobokan Bali lalu pindah di Rutan Gianyar jalan Ngurah Rai," jelasnya.
Dibantu oleh salah seorang Intelmob Brimobda Bali, akhirnya Rutan Gianyar menyerahkan Yoga pada dua orang tim Opsnal Brimobda Bima NTB untuk dibawa kembali ke Rutan Bima melalui Bandar Udara Ngurah Rai Bali.
"Mereka tiba pada Minggu (06/2/2022) pagi di Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima. Yoga kami serahkan ke Polres Bima Kota, lalu secara bersama kami menyerahkan di Rutan Bima untuk kembali menjalani proses hukumannya," terangnya.
Dari pantauan wartawan iNewsBima.id , saat tiba di Bandara Bima terlihat kedua tangan Yoga telah diborgol. "Iya benar, sengaja diborgol untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan diatas pesawat, seperti mengancam keselamatan penumpang lain dan bisa saja iya kembali kabur karena memikirkan status dia sebagai tahanan," pungkasnya.
Editor : Edy Irawan
Artikel Terkait